google.com, pub-1400615731964576, DIRECT, f08c47fec0942fa0
google.com, pub-1400615731964576, DIRECT, f08c47fec0942fa0
oleh

Tanda-tanda Alam untuk Mendeteksi Musim

Pada zaman di mana teknologi belum berkembang, masyarakat Amfoang menggunakan tanda alam untuk mendeteksi keadaan alam, musim dan peristiwa. Entah mitos atau fakta, namun tanda ini terkadang memang terjadi sesuai dengan apa yang diyakini.

Berikut kita akan membahas mengenai beberapa tanda alam.

Ketika petir dasyat berbunyi sekali di langit arah pukul 12 siang, maka hal itu pertanda bahwa musim penghujan akan segera tiba. Begitu pula sebaliknya, terkadang bunyi petir ini merupakan pertanda musim penghujan akan berakhir.

Rasa dingin berlebihan yang terjadi pada bulan Agustus hingga September juga menjadi tanda bahwa buah jambu akan berbuah.

Ada pula istilah ‘Afu naog’ (sebuah awan yang biasanya muncul saat musim penghujan hampir tiba) yang dijadikan sebagai tanda untuk mendeteksi hasil pertanian. Terdapat dua gumpalan awan, biasanya terlihat saat malam hari saja. Dua gumpalan awan tersebut kerap dikenal sebagai “Afu naog nok in anah”.

Baca Juga  Pengumuman Kelulusan dan Syukuran di Smandu Fatbar, Semua Peserta Berbusana Daerah

Jika Afu naog (gumpalan awan besar berada dekat dengan anaknya (gumpalan awan kecil) maka hal ini merupakan kabar gembira untuk para petani, sebab tahun ini mereka akan mendapat hasil panen yang memuaskan sehingga tidak akan terjadi kelaparan, apapun keadaannya.

Namun lain halnya jika Afu naog terpisah dengan anaknya, maka ini menjadi tanda bahwa tahun ini akan terjadi kelaparan walaupun curah hujannya bagus.

Sebuah kepercayaan turun-temurun dari para leluhur ketika melihat Afu naog terpisah dengan anaknya adalah “Afu naog nasosa in anah” yang artinya Afu naog menjual anaknya. Sehingga tahun ini para petani akan mengalami gagal panen.

Lain halnya bila awan terlihat kemerah-merahan di langit. Tanda tersebut di kenal dengan “Neon gata”. Tanda tersebut adalah tanda akan terjadi sebuah musibah, baik bencana alam, peperangan, pembunuhan atau kecelakaan.

Baca Juga  Daniel Kameo: Kemiskinan di NTT juga Tanggung Jawab Gereja

Para tetua ketika melihat tanda Neon gata, mereka kerap berkata: “An neon gata on ijet lof an mu’i atfunan, malolot, ai makenat. At naot at paogok.”Kalimat tersebut merupakan kalimat peringatan untuk selalu berhati-hati.

Neon gata biasanya tidak muncul pada malam dan siang hari. Namun biasanya muncul pada pagi atau sore hari. Jika neon gata muncul pada pagi hari, maka hal tersebut diyakini akan terjadi kecelakaan, peperangan ataupun pembunuhan. Sedangan pada sore hari pertanda bahwa akan terjadi bencana alam.

Funan natog’fun juga merupakan pertanda musibah. Funan natog’fun biasanya terlihat saat malam hari di mana letak bintang berada tepat pada ujung bulan sabit. Selain itu para leluhur masyarakat Amfoang mempercayai bahwa ketika terjadi gerhana bulan, hal tersebut merupakan kabar duka sebab ada seorang Raja atau Pembesar yang meninggal dunia. Gerhana bulan dijadikan sebagai tanda alam memberitahu pada rakyat mengenai kabar duka tersebut.

Baca Juga  SMAN 1 Amfoang Utara Pilih Pengurus OSIS Secara LUBER dan JURDIL

Tanda alam ini juga berfungsi untuk meramal waktu di mana kura-kura akan naik ke darat untuk bertelur. Tanda tersebut berupa awan yang membentuk lingakaran penuh mengelilingi bulan purnama, setelah melihat tanda tersebut, para warga akan berbondong-bondong menyusuri tepian pantai untuk berburu daging dan telur kura-kura untuk diolah menjadi makanan siap saji.

Masih banyak lagi tanda alam lainnya, namun tanda alam ini hanya digunakan pada zaman dahulu di mana para bat’unug (Leluhur) belum mengenal teknologi. Hal sederhana namun banyak membantu. Kini teknologi sudah berkembang pesat sehingga tidak banyak lagi yang meramal menggunakan tanda alam.

Oleh: Zhindi Klali, Kelas X SMAN 1 Amfoang Utara.

Komentar

News Feed