google.com, pub-1400615731964576, DIRECT, f08c47fec0942fa0
google.com, pub-1400615731964576, DIRECT, f08c47fec0942fa0
oleh

SMAN 2 Fatuleu Barat Sukses Ikuti ANBK di Pos Babinsa

Berjuang Mencari Tempat yang Jaringan Internetnya Bagus

Hari masih pagi, meski panas mentari cukup menyengat pada Sabtu (25/09/2021) ketika puluhan siswa SMAN 2 Fatuleu Barat (Smandu Fatbar) di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT bergotong royong memperbaiki jalan tanah yang menanjak menuju pos Badan Bintara Desa (Babinsa) Fatuleu Barat yang berjarak hampir 1 kilometer dari lokasi Smandu Fatbar. Menggunakan linggis, sekop, dan cangkul, jalanan tanah yang berlubang sepanjang 50 meter itu diratakan, agar bisa dilalui mobil pik ap.

Hari itu juga, pik ap sewaan bolak-balik mengangkut puluhan pasang meja dan kursi, 3 set tenda, peralatan masak seadanya, dan puluhan unit komputer serta laptop dari sekolah ke Pos Babinsa Fatuleu Barat. Generator listrik berdaya 5 kilowat juga ikut dibawa. Tidak lupa, alat musik keyboard ikut diangkut.

Ambrosius Jamon, Kepala SMAN 2 Fatuleu Barat bersama sejumlah guru dan beberapa siswa setelah bergotongroyong membersihkan rerumputan kering di sekitar bangunan pos Babinsa, kembali bekerjasama merakit tenda, menyusun kursi dan meja, dan menempatkan komputer serta laptop pada meja yang disusun di teras depan dan belakang. Bangunan pos Babinsa itu memang tidak besar, hanya teras depan dan belakangnya yang luasnya tak seberapa itu yang bisa dimanfaatkan.

Malam itu juga, Adelbertus Neonub, Proktor handal milik Smandu Fatbar dibantu Debi Isliko, guru TIK dan sejumlah guru lainnya bekerja keras merakit jalur kabel untuk membuat semua komputer dan laptop itu terhubung. Minggu (26/09/2021) siang selepas kebaktian hingga malamnya, Neonub dibantu beberapa guru masih harus menyetel posisi alat penguat jaringan, membuat koneksi area lokal dan menyinkronkan komputer server dengan server pusat pada penyelenggara ANBK di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga  32 Guru di Kabupaten Kupang Lulus Jadi Guru Penggerak

Dua hari tersebut, semua guru termasuk kepala sekolah memang harus bekerja keras mempersiapkan lokasi untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tingkat SMA sejak Senin hingga Kamis (27 – 30/09/2021). Beberapa hari sebelumnya, Kepsek Ambrosius telah berkomunikasi dengan pihak Danramil 1604 Sulamu sehingga mengijinkan pihak Smandu Fatbar untuk menggunakan bangunan pos Babinsa Fatuleu Barat.

Kebetulan, hanya di lokasi pos tersebut, jaringan internetnya bisa dimanfaatkan oleh para siswa dan guru untuk mengikuti ANBK. Sebelumnya, Neonub sudah berusaha mencari-cari tempat yang mendukung. Sempat berniat untuk ‘nebeng’ pada sekolah lain yang jaringan internet dan fasilitas komputernya mendukung, Neonub sudah berkomunikasi dengan pihak salah satu sekolah tetangga terdekat, juga dengan salah satu SMK di Kota Kupang.

Merasa mahal karena harus memobilisasi siswa dan guru, termasuk pertimbangan pada biaya akomodasi selama beberapa hari kegiatan, juga resiko keamanan membawa siswa menginap beberapa hari, akhirnya sekolah memutuskan menggunakan alat penguat jaringan. Setelah usaha seharian penuh untuk ‘menarik’ jaringan internet ke lokasi sekolah yang memang selama ini menjadi area blank spot gagal total, Neonub dibantu beberapa guru mencoba beberapa lokasi lain yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Di lokasi gereja Katolik Barate, dengan harapan peserta akan menggunakan ruangan dalam bangunan gereja untuk mengikuti ANBK, juga gagal. Jaringan internetnya tidak terlalu kuat. Di lokasi SMPN 3 Satap Kalali yang berada di desa tetangga, juga gagal. Saat mencoba di lokasi pos Babinsa Fatuleu Barat yang berada pada ketinggian, ternyata kualitas jaringan internetnya mendukung.

Baca Juga  Kehidupan Seperti Apa di Luar Sana?

 

Beberapa Guru Harus Nginap 4 Malam di Pos Babinsa

Karena puluhan komputer dan laptop hanya bisa ditempatkan pada teras depan dan belakang yang terbuka, sejumlah guru harus menginap selama 4 malam di pos Babinsa yang diceritakan cukup angker itu.

Suasana jadi meriah, seperti camping, karena selama beberapa malam itu sejumlah guru yang menginap selalu menyanyi bersama Adelbertus Neonub, YouTubers dengan 70 ribu subscribers yang kebetulan memiliki suara khas yang enak didengar saat bernyanyi mengiringi jari-jarinya yang juga lincah menari-nari di atas tuts alat musik keyboard ketika memainkan musik berirama country, poprock, timor dawan, dan beberapa genre musik lainnya.

Ternyata ada juga kejadian-kejadian ganjil yang membuat takut ketika beberapa guru yang menginap itu lelap. Suara-suara berisik piring dan gelas kaca seperti diaduk seseorang didengar oleh beberapa guru yang menginap. Neonub yang tidur di teras bermimpi didatangi seorang perempuan yang mengajaknya untuk berpindah tidur ke dalam kamar.

Pada malam ketiga, pak guru Johanes Babang yang sementara duduk malah melihat seorang perempuan muda seperti berusaha melorotkan celana pak guru Primus Fobia yang sudah tertidur saat itu. Primus Fobia yang sementara tertidur juga mengakui celana pendek yang dikenakannya seperti ditarik-tarik oleh seseorang.

Seram memang. Tetapi, meski begitu, keseruan yang menemani malam-malam beberapa guru muda itu seperti mengalahkan ketakutan terhadap kejadian ganjil yang mereka alami. Kejadian-kejadian ganjil itu malah dibuat menjadi cerita lucu yang menghibur.

 

Baca Juga  Kadis Imanuel Buan dan Camat Amros Nenobais Ajak Warga Buka Jalan Masuk Ke SDN Mabun

45 Siswa Smandu Fatbar Sukses Ikuti ANBK

Sejumlah 45 peserta didik kelas XI Smandu Fatbar bersama 23 orang guru di sekolah tersebut sukses mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) selama dua hari kegiatan, sejak Senin hingga Selasa (27-28/09/2021), bertempat di Pos Badan Bintara Desa (Babinsa) Fatuleu Barat yang berjarak sekira 1 kilometer dari lokasi sekolah.

Para siswa sementara mengerjakan soal ANBK di teras belakang pada bangunan pos Babinsa Fatuleu Barat.

Pada hari pertama, para siswa yang dibagi untuk mengikuti ANBK dalam dua sesi itu mengerjakan soal untuk mengukur kemampuan literasi mereka. Survey karakter juga mereka ikuti pada hari pertama.

Di hari kedua, para siswa mengerjakan soal untuk mengukur kemampuan numerasi mereka. Mereka juga mengikuti survey lingkungan belajar setelah soal-soal yang berkaitan dengan numerasi selesai dikerjakan. Sementara, para guru Smandu Fatbar menjawab pertanyaan untuk survey lingkungan belajar pada hari pertama dan kedua.

Meski hampir semua guru harus membantu hampir semua siswa yang mengikuti ANBK mulai dari proses login, pengisian informasi nama dan nomor token, dan masalah teknis semacam sejak hari pertama dan kedua karena seluruh siswa tidak pernah bersentuhan dengan tuts komputer hingga seminggu menjelang kegiatan ANBK (mereka tidak ikut gladi dan simulasi ANBK karena beberapa soal teknis), proses ANBK yang digelar dengan mode semi online itu berlangsung lancar tanpa ada gangguan berarti. Paling tidak, meski berada di daerah 3T yang relatif menganggap jaringan internet sebagai barang mewah, pihak Smandu Fatbar telah ikut menyukseskan agenda Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk memetakan kualitas penyelenggaraan sekolah demi perbaikan praksis pendidikan anak bangsa.

Komentar

News Feed