Pihak SMKN 1 Amfoang Utara melakukan ibadat syukur pada Jumat (20/01/2023) atas terselesaikannya pembangunan gedung darurat di Desa Lilmus, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang.
Dihadiri Camat Amfoang Utara, Ambrosius Nenobais, Koordinator SMKN 1 Amfoang Utara, Yusrit Y. E. Nenosono, Kepala SMKN 1 Amfoang Barat Laut yang diwakili oleh Keprodi ATU, Noh Abani, Kepala Desa Lilmus, Kepala Desa Kolabe, tokoh agama, tokoh masyarakat, guru-guru, siswa/I, orang tua/wali, masyarakat desa Lilmus dan sejumlah tamu undangan, ibadat syukur penyelesasian pembangunan gedung darurat dari sekolah yang masih berstatus filial dari SMKN 1 Amfoang Barat Laut itu dipimpin Pendeta Shinta Megawati Ndolu, M.Th.
Selepas ibadat, Noh Abani yang mewakili Kepala SMKN 1 Amfoang Barat Laut dalam sambutannya menyampaikan profisiat kepada Pemerintah Kecamatan Amfoang Utara, Pemerintah Desa Lilmus, masyarakat desa Lilmus, dan para orang tua siswa yang sudah bergotong royong membangun gedung sekolah untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
“Saya harap kerja sama ini terus kita pupuk demi membangun kampung kita,” ujar Abani.
Abani juga menyampaikan pesan kepala SMKN 1 Amfoang Barat Laut terkait kelengkapan proposal yang harus dilengkapi untuk diusulkan kepada pemangku kepentinga agar SMKN 1 Amfoang Utara bisa dimandirikan secepatnya.
Senada, Kordinator SMKN 1 Amfoang Utara, Yusrit Y. E. Nenosono dalam sambutannya juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kecamatan Amfoang Utara, Pemerintah Desa Lilmus, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua siswa dan seluruh masyarakat desa Lilmus atas kerjasama, kerja keras dan gotong royong selama ini dalam mendukung pembangunan gedung darurat sekolah.
Nenosono menyampaikan, Ia juga akan berusaha untuk melengkapi persyaratan-persyaratan proposal pemandirian sekolah untuk diserahkan kepada Kepala SMKN 1 Amfoang Barat Laut agar diajukan ke pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
“Ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi dalam proposal yang diajukan ke dinas. Oleh karena itu, kami mohon bantuan, kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikannya.” harap Nenosono.
Sementara itu Camat Amfoang Utara, Ambrosius Nenobais yang akrab disapa Ambros juga menyatakan dukungannya terhadap pembangunan di SMKN 1 Amfoang Utara. Ambros menegaskan, dirinya siap untuk ‘gantung kepala’ kalau SMKN 1 Amfoang Utara tidak jadi.
Ambros menjelaskan, awalnya, dirinya menginginkan ada pemerataan pembangunan di semua desa dan kelurahan di Kecamatan Amfoang Utara memanfaatkan segala potensi alam yang dikelola oleh sumber daya manusia terampil sehingga dalam suatu kesempatan ketika Amfoang Utara dikunjungi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dirinya memberanikan diri untuk menyampaikan keinginan masyarakat untuk memiliki sebuah sekolah kejuruan.
“Saat bertemu Gubernur saya sampaikan, Amfoang ini penuh dengan susu dan madu. Tempat ini kaya raya. Tuhan menciptakan banyak potensi, tetapi kami punya sumber daya manusia masih rendah dan kami punya niat mau bangun sekolah kejuruan, jika bapak berkenan saya mau buka dua jurusan yakni pariwisata dan peternakan. Bapak Gubernur bilang, oke saya setuju, tetapi hanya buka satu jurusan yaitu peternakan. Saya jawab siap laksanakan.” cerita Ambros.
Camat Ambros juga berterima kasih kepada masyarakat Amfoang Utara yang sudah memberi dukungan untuk pembangunan gedung darurat di SMKN 1 Amfoang Utara.

“Kepada semua masyarakatku yang sudah memberikan dukungan berupa materi, doa, dan tenanga, saya mohon agar semangat itu tetap ada. Semangat itu jangan sampai hilang. Saya punya orang tua yang rambut putih kalau datang kerja pada saat itu bawa ubi rebus, bawa pisang dan setelah kerja sekolah ini kita makan sama-sama. Saya berharap bahwa kekompakan ini, persatuan ini tetap kita pupuk. Sebab tidak ada orang lain yang datang bangun kampung kalau bukan kita yang ada disini.” ucap Ambros.
Ambros juga menyampaikan, tujuan digelarnya ibadat juga untuk mensyukuri segala kekuatan yang telah diberikan Tuhan kepada Pemerintah Kecamatan dan Desa, masyarakat, dan pihak sekolah untuk membangun gedung sekolah.
“Kita juga minta Tuhan tempati ini lokasi. Tidak ada orang lain yang tempati ini lokasi, ini Tuhan punya, saya percaya. Dan kepada pihak sekolah, silahkan manfaatkan tiga ruangan ini, dan lokasi ini sudah bisa dikelola. Guru mengajar, anak-anak silahkan belajar dengan penuh harapan bahwa suatu saat kamu memberi catatan bersejarah untuk daerah ini.” tutup Ambros.
Kegiatan kemudian diakhiri dengan penanaman pohon secara simbolis oleh pihak sekolah, Pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. (Ori Onisimus Maunaben)
Komentar