Dalam sebuah upaya kolaboratif yang menggabungkan sumber daya dan kreativitas, Pos AL Oepoli dan kelompok nelayan Oebase Indah di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang telah membangun rumpon (rumah ikan) yang menjanjikan dampak positif pada peningkatan gizi dan ekonomi lokal.
Di bawah arahan Letda Laut (KH) Muhammad Hafidl As, SPD.i, dan koordinasi oleh Serka Marthen Tamnadi (Babinpotmar), serta partisipasi aktif dari anggota Pos AL Oepoli dan nelayan, inovasi ini menjadi langkah menuju kesejahteraan yang berkelanjutan.
Pemasangan pertama rumpon rumah ikan ini dilakukan dengan penuh semangat di perairan belakang Pos AL Oepoli pada Senin (21/08/2023).
Kepala Desa Netemnanu Selatan, Wemfried M. D. Kameo yang memberikan dukungan positif mengakui, keberadaan rumpon merupakan potensi untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan serta kondisi ekonomi lokal.
Melalui pemanfaatan bahan seperti bambu Betung, drum bekas, daun enau, dan daun bambu, rumpon rumah ikan ini telah membuktikan manfaatnya dalam beberapa aspek ekosistem perairan, antara lain:
- Tempat Berlindung Ikan. Rumpon memberikan tempat perlindungan bagi ikan dari ancaman predator dan lingkungan yang keras, menciptakan suasana yang aman dan mendukung berkumpulnya ikan di sekitarnya.
- Menghidupkan Habitat. Rumpon menyerupai habitat alami seperti terumbu karang atau reruntuhan kapal, rumpon ini menarik ikan-ikan yang membutuhkan tempat tinggal dan berkembang biak.
- Sumber Makanan Berlimpah. Dengan menarik plankton dan organisme kecil, rumpon menjadi sumber makanan bagi ikan yang berkumpul di sekitarnya, memicu pertumbuhan populasi ikan.
- Dinamika Ekosistem. Kehadiran ikan-ikan kecil di sekitar rumpon menarik pemangsa alami, menjaga keseimbangan ekosistem perairan.
- Efisiensi Penangkapan. Nelayan merancang strategi penangkapan efisien dengan memasang jaring dan peralatan di sekitar rumpon, memanfaatkan berkumpulnya ikan di area tersebut.
Inovasi luar biasa ini juga melibatkan penggunaan pemberat yang terbuat dari campuran semen dan ban bekas bus. Rumpon mampu tenggelam hingga kedalaman seratus meter, menciptakan lingkungan yang ideal bagi ikan.
Dengan biaya produksi sekira Rp. 2 juta yang terkumpul melalui patungan dan sumbangan kepala desa Netemnanu Selatan, langkah ini bukan hanya menciptakan solusi berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat lokal.
Kolaborasi antara Pos AL Oepoli, nelayan, dan kepala desa telah membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kerja sama yang kuat, masyarakat memiliki prospek untuk mendapatkan manfaat gizi yang lebih baik dan penguatan ekonomi lokal melalui inovasi yang bernilai jangka panjang. (Benyamin Banoe)
Komentar