oleh

Pemuda GMIT Bet’el Saukibe Buat Taman salib Jelang Paskah

Dalam rangka persiapan untuk merayakan paskah 2023 pemuda Beti Tais Saukibe di Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang melakukan kegiatan kerja bakti dan membuat taman salib di depan Gereja Betel Saukibe pada Selasa (15/03/2023).

Kepada media, Ketua Beti Tais, Apdon Tanesip menjelaskan bahwa hadirnya perkumpulan Beti Tais sebagai bagian dari upaya untuk menguatkan peran pemuda di tengah-tengah gereja yang dianggap sebagai tulang punggung gereja.

“Pemuda punya tanggung jawab untuk masa depan gereja. Maka ini menjadi dasar saya bersama Pak Mathias Nopu, Ibu Mehilina Kobo, dan Ibu Orce Manoh sepakat membuat Grup kepemudaan Gereja yaitu Beti Tais Saukibe. Hal ini akan menunjukkan bagaimana pemuda Kristen merelevansikan imannya di tengah-tengah kehidupan dunia. Oleh karena itu, konsep persekutuan dalam membuat grup Beti Tais Saukibe hal yang saling yang sangat penting, dan dari hal tersebut sepatutnya dimiliki oleh pribadi-pribadi pemuda Kristen saat ini.” jelas Apdon.

Apdon juga menjelaskan, dengan adanya perkumpulan tersebut, pihak mereka akan melaksanakan beberapa kegiatan menjelang perayaan paskah tahun 2023 antara lain membuat taman salib di depan dan di dalam gedung kebaktian jemaat Bet’el Saukibe, serta pawai paskah yang hanya diisi 1 kegiatan pemuda yaitu cara memikul salib sehingga para pemuda yang selama ini tidak aktif dalam kegiatan gerejawi ataupun kegiatan apapun dapat memaknai arti dari tulang punggung gereja.

Lanjut Apdon, banyak pendapat yang berkembang di tengah-tengah kehidupan jemaat dan masyarakat yang mengatakan bahwa sebagian besar generasi muda di Saukibe berada dalam keadaan acuh tak acuh, hidup santai, miskin dalam cita-cita, mengalami erosi idealisme dan patriotisme, dan lain sebagainya yang jika ditelusuri secara mendalam, sepertinya ada benarnya juga.

“Melihat kenyataan saat ini, bisa dikatakan bahwa sebagian besar generasi muda di dikampung kita tengah dilanda krisis identitas. Realitas kondisi generasi muda saat ini, khususnya kaum muda Kristen, telah mengalami pergeseran pola pikir dan budaya” kata Apdon.

Tambah Apdon, dalam konteks gereja, kondisi pemuda juga mengalami hal yang sama dan bisa dilihat, minimnya peran serta pemuda untuk dapat melayani di gereja menjadi cerminan bagaimana usaha suatu gereja mengakomodasi potensi yang dimiliki oleh kaum mudanya.

“Keaktifan organisasi kategorial pemuda gereja juga bisa menjadi indikator penilaian terhadap kepedulian gereja terhadap kaum mudanya. Minimnya pendeta pemuda, kurangnya perhatian, dan berbagai hal lain menjadi realitas yang dihadapi pemuda dalam gereja saat ini. Dalam konteks ini peran dan tanggung jawab pemuda Kristen sangat besar. Pemuda Kristen harus berani menempatkan dirinya di garda terdepan dalam mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan yang berdasarkan kasih. Dengan kata lain, pemuda Kristen harus menjadi pelopor terwujudnya shalom Allah di kampung ini.” kata Apdon.

Apdon juga berharap agar Pemerintah setempat dapat memanfaatkan situasi ini dalam memberdayakan para pemuda di setiap kegiatan di kampung.

“Semoga Pemerintah setempat dapat memanfaatkan situasi ini dalam memberdayakan para pemuda di setiap kegiatan di kampung ini dan saya mengajak segenap kaum muda Kristen, khususnya yang ada di Jemaat Betel Saukibe yang melingkupi 2 mata jemaat yaitu Imanuel Oelbona dan Paskah Imanuel Poto, agar menyadari tanggung jawabnya sebagai pemuda, menyadari tugas panggilannya di tengah-tengah gereja. Sebelum terlambat, mari kita sadari dan lakukan tanggung jawab itu. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepada pemuda Kristen untuk memasuki masa depan yang penuh tantangan dan harapan.” tutup Apdon (Dedi Kebos)