
Oleh : Irna Anita Dethan, pelajar SMK Kristen ELPIDA Fatuleu Barat.
Suatu hari teman saya bercerita, Dia ingin sekolah tapi tidak dibolehkan oleh pamannya. Waktu kami sekolah teman saya mengintip dari jendela. wajahnya sedih. dari sorot matanya, dia ingin sekolah tapi tidak berani untuk berbicara dengan pamannya. Mungkin Dia takut dimarahi atau dipukul oleh pamannya.
Alasan pamannya, mama dari teman saya itu belum selesai urusan adatnya. Belis mamanya belum lunas dan mereka belu menikah. masa soal adat istiadat teman saya tidak di bolehkan untuk sekolah. kata teman saya kalu begitu kenapa dulu saya bisa sekolah dari SD, hinga sudah tamat SMP tidak dipersoalkan oleh pamannya.
Kasihan teman saya itu. Dia sedih, menangis, tapi tidak ada yang peduli pada dirinya. Bagaimana perasan kamu kalau kamu dibuat oleh paman kamu seperti yang teman saya alami sekarang?. Kasihan, teman saya sudah tidak punya orang tua. Bapaknya teman saya sudah tidak peduli pada teman saya dan mamanya sejak dia masih bayi. Bapaknya pergi merantau jauh meningalkan mereka.
Menurut saya adat itu tidak ada kaitannya dengan sekolah karena sekolah itu penting untuk kita semua. Contoh diri saya dulu saya tidak punya niat untuk lanjut sekolah tapi saya piker-pikir pendidikan itu penting karena semua orang hidup tanpa ilmu tidak dihargai oleh siapa pun.
Lebih baik sekolah di tempat yang sederhana yang penting ilmunya brilian dan bisa dimanfaatkan . Kalau siapa punya niat ingin lanjut sekolah, kejarlah cita-cita mu setingi mungkin. Jangan dengar pengaruh orang lain karena pengaruh itu belum tentu bisa membuat kamu bahagia. Dan, satu hal yang kalian perlu tahu, pendidikan dan ilmu itu jauh lebih berharga dari pada harta. Lebih penting dari soal adat. Para orang tua jangan korbankan sekolah anak karena masalah adat.
Komentar